MAYORITAS.COM – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan menerapkan modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah Ibu Kota Kepulauan (IKN) Kalimantan Timur. Apakah IKN Berisiko Banjir?
Direktur BMKG Dwikorita Karnawati mengatakan, berdasarkan analisis prakiraan curah hujan bulan Juni 2024 di wilayah Kalimantan Timur, khususnya wilayah IKN, curah hujan bulanan di wilayah tersebut katanya berkisar antara 200 mm hingga 300 mm.
Pak Dwikorita menjelaskan, perubahan cuaca yang diterapkan di Kaltim sebenarnya bertujuan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur di IKN.
Pada Kamis, 20 Juni, Pak Dwikorita mengutip situs resmi BMKG yang menyatakan: “Modifikasi cuaca untuk mendukung percepatan pembangunan infrastruktur, seperti pembangunan bandara VVIP IKN dan jalan tol.”
Modifikasi cuaca juga bertujuan untuk memecah awan dan meminimalkan terjadinya hujan. Operasi ini akan berlangsung pada tanggal 13 hingga 23 Juni 2024.
Akibat curah hujan yang relatif tinggi, kawasan IKN Penajam Peysar Utara justru menjadi kawasan rawan banjir pada Juli hingga September 2024.
Laporan prakiraan wilayah berpeluang banjir pada Juli s/d September 2024 menunjukkan banyak wilayah berpeluang banjir di Kabupaten Penajampaser Utara seperti Kecamatan Babulu, Penajam, Sepaku, dan Waru.
Teknologi Modifikasi
Plt. Deputi Modifikasi Cuaca BMKG Tori Handko menambahkan, operasi modifikasi cuaca tersebut dilakukan total selama enam hari hingga Rabu (19 Juni).
Selama periode ini, telah dilakukan 10 misi penerbangan penyemaian awan dengan total waktu penerbangan 21 jam 25 menit.
“Total bahan bibit yang digunakan untuk pengkondisian cuaca sebanyak 8 ton NaCl bubuk dari total 16 ton yang disiapkan,” kata Seto.
Pada kegiatan modifikasi cuaca akan dilakukan penyemaian awan pada wilayah yang berpotensi menimbulkan hujan pada wilayah pengembangan infrastruktur pendukung IKN (bandara VVIP IKN dan jalan tol).
Pemilihan daerah penyemaian awan secara harian diprioritaskan pada daerah updraft (arah datangnya angin massa udara) untuk mencegah awan hujan masuk ke daerah sasaran.
Artinya, kawasan tempat berlangsungnya kegiatan pembangunan. Daerah yang melakukan penaburan antara lain di Selat Makassar, Provinsi Kutai-Kartanegara, dan Paser.
Pelaksanaan perubahan cuaca didukung oleh armada pesawat Casa 212-400 (registrasi A-2114) milik Skuadron 4 TNI AU.
“Kami berharap perubahan iklim memberikan dampak dan manfaat bagi masyarakat luas serta mengurangi risiko bencana,” tutupnya.