MAYORITAS.COM – Polisi Siprus menyatakan siap membantu polisi Inggris menangkap Tommy Robinson, seorang sayap kanan yang diduga memimpin kerusuhan di Inggris.
Juru bicara kepolisian Siprus mengatakan mereka telah berbicara dengan polisi Inggris tentang Robinson dan menawarkan bantuan kepadanya.
“Kami sedang menghubungi polisi Inggris dan jika mereka membutuhkan bantuan kami, kami siap membantu,” kata juru bicara kepolisian Siprus seperti dikutip AFP, Rabu (7 Agustus ).
Robinson saat ini berada di Siprus untuk menghindari kasusnya disidangkan di pengadilan Inggris.
Dia terlihat bersantai di tepi kolam renang di sebuah hotel bintang lima di resor Ayia Napa oleh televisi AFP. Polisi Siprus yakin Robinson masih berada di pulau itu sampai sekarang. Polisi mengatakan mereka memantau pergerakan Robinson.
“Sejauh yang kami tahu, dia masih berada di Siprus,” kata juru bicara tersebut.
Robinson, bernama asli Stephen Yaxley-Lennon, diduga mengorganisir serangan terhadap migran di Inggris melalui media sosial. Dia adalah mantan pemimpin Liga Pertahanan Inggris, sebuah kelompok Islamofobia yang didirikan 15 tahun lalu.
Robinson dipenjara karena penyerangan, penghinaan terhadap pengadilan dan penipuan hipotek. Dia saat ini dicari oleh polisi setelah melarikan diri dari Inggris pekan lalu karena menghina pengadilan.
Mengenai keberadaannya di Siprus, Robinson menyatakan di media sosial bahwa dirinya sudah tidak ada lagi. Namun polisi memastikan dia masih berada di pulau itu.
Inggris diguncang protes dan kerusuhan setelah tiga anak tewas ditikam dalam penembakan massal di Southport, Merseyside, Senin (29 Juli) pekan lalu.
Insiden itu terjadi di acara bertema Taylor Swift di sebuah sekolah tari di Southport. Tiga gadis, Bebe King (6), Elsie Dot Stancombe (7) dan Alice Dasilva Agular (9), meninggal. Sepuluh orang lainnya juga terluka.
Warga Inggris protes setelah beredar rumor bahwa pelaku penyerangan pisau adalah seorang imigran Muslim. Protes tersebut berakhir dengan kekacauan, dengan sebagian besar pengunjuk rasa sayap kanan menargetkan pencari suaka dan komunitas Islam di beberapa bagian Inggris.