MAYORITAS.COM – Kementerian Komunikasi dan Informatika mengumumkan kecepatan internet di Indonesia meningkat 10 kali lipat dalam 10 tahun terakhir. Namun data Speedtest menunjukkan RI masih tertinggal secara global.
“Kecepatan internet di Indonesia menjadi 10 kali lebih cepat. Pada tahun 2014, rata-rata kecepatan internet mencapai 2,5 Mbps. Sepuluh tahun kemudian, pada tahun 2024, rata-rata kecepatan internet akan meningkat menjadi 25 Mbit/s,”
demikian keterangan pers yang dilansir Kominfo. situs web pada Jumat (30 Agustus) malam. Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Aliyeh Setiadi menjelaskan momentum kemajuan tersebut dimulai ketika Presiden Joko Widodo meluncurkan layanan komunikasi 4G di seluruh tanah air pada frekuensi 1.800MHz.
Sembilan tahun lalu, pada Jumat sore, 11 Desember 2015, Presiden Joko Widodo meluncurkan layanan 4G secara nasional pada frekuensi 1.800MHz di Museum Nasional di Jakarta Pusat, demikian bunyi pengumuman film dokumenter Derang Darling pidato pada pertemuan tersebut. ”.Jumat (30 Agustus) di Jakarta.
Menurutnya, peluncuran layanan 4G merupakan langkah penting dan tonggak penting dalam perkembangan teknologi digital di Indonesia. Lima penyedia layanan telekomunikasi besar sudah mulai mengoperasikan layanan 4G: Telkomsel, Indosat Ooredoo, XL, Hutchison 3, dan Smartfren.
“Dengan hadirnya teknologi 4G LTE di frekuensi 1.800 MHz, masyarakat Indonesia kini dapat menikmati akses internet dengan kecepatan dan performa yang jauh lebih tinggi dibandingkan teknologi sebelumnya,” ujarnya. Menkominfo menjelaskan layanan 4G juga akan mendorong revolusi digital yang akan mempercepat pertumbuhan ekonomi digital.
“Sembilan tahun lalu, saat 4G LTE diluncurkan di Museum Gajah, Presiden Jokowi menyampaikan harapannya bahwa revolusi digital akan mendorong revolusi ekonomi. Ekonomi digital Indonesia berkembang pesat dan virus corona” Pernyataan ini terbukti benar karena kemampuan mereka. untuk bertahan bahkan berkembang di tengah tantangan pandemi global,” jelasnya.
Menkominfo menyampaikan, pemerintahan Presiden Joko Widodo akan mengakselerasi transformasi digital nasional dengan mengedepankan percepatan perluasan akses internet dan peningkatan infrastruktur digital khususnya di daerah terdepan, terpencil, dan terluar (3T). menyatakan bahwa dia memperhatikan hal-hal berikut.
“Kami melihat dampak kehadiran Internet di wilayah 3T dan bagaimana hal tersebut telah mengubah perekonomian dan kehidupan masyarakat lokal,” tegasnya. Bapak Budi Aliyeh menekankan bahwa keberhasilan ini merupakan hasil kerja keras seluruh pemangku kepentingan, baik pemerintah, industri, dan pemangku kepentingan lainnya.
“Keberhasilan ini menjadi landasan bagi pemerintah untuk terus mendorong transformasi digital, memperkuat perekonomian, dan mempersiapkan Indonesia menjadi negara maju pada tahun 2045,” tegasnya.
Berdasarkan data Speedtest Global Index Ookla, peringkat Indonesia saat ini masih berada di peringkat terbawah.
Dalam hal kecepatan sinyal seluler, Indonesia menempati peringkat 82 dari 111 negara yang disurvei. Berdasarkan data bulan Juli, kecepatan download mencapai 29,05 Mbit/s dan kecepatan upload mencapai 13,58 Mbit/s. Bandingkan ini dengan Uni Emirat Arab (UEA) teratas. Kecepatan unduh 359,85 Mbit/s dan kecepatan unggah 26,08 Mbit/s.
Untuk Kecepatan Jalur Tetap (Fixed-Line Broadband), Indonesia menempati peringkat 121 dari 162 negara.
Kecepatan download di RI diukur sebesar 31,75 Mbps dan kecepatan upload sebesar 19,13 Mbps. Sang juara kembali ke UEA dengan kecepatan download 291,85 Mbps dan kecepatan upload 140,04 Mbps.