MAYORITAS.COM – Patricia McGill, yang lahir dan besar di Houston, AS, didiagnosis menderita Anemia sel sabit setelah bertahun-tahun mengaku menderita penyakit misterius. Terlepas dari kondisinya, McGill bertekad untuk menjalani hidup sepenuhnya.
Ketika Patricia McGill berusia 13 tahun dan mengetahui bahwa dia menderita anemia sel sabit, suatu kelainan genetik, dia tidak pernah berpikir dia akan hidup sampai usia 30 tahun.
Tapi sekarang dia merayakan ulang tahunnya yang ke 80 bersama keluarganya. McGill adalah salah satu pasien tertua yang menderita anemia sel sabit, hidup beberapa dekade setelah usia 52 tahun.
“Saya sering sakit, dan jika sakit, kondisinya lebih buruk dibandingkan jika saudara laki-laki saya menderita penyakit yang sama,” kata McGill.
Kitani P. Lemieux, seorang profesor farmasi di Xavier University of Louisiana, mengatakan anemia sel sabit disebabkan oleh mutasi titik tunggal pada gen yang mengeraskan sel darah merah seseorang dan membatasi sirkulasi oksigen.
“Hal ini menyebabkan sel darah merah tersangkut di pembuluh darah kecil, menyebabkan rasa sakit, peradangan, dan kemungkinan kerusakan organ,” katanya.
McGill harus menyeimbangkan berbagai perawatan selama bertahun-tahun untuk menangani penyakitnya, termasuk manajemen cairan, manajemen nyeri, dan transfusi darah bila diperlukan. Ia juga menderita PPOK, penyakit paru obstruktif kronik, gagal jantung, hipertensi pulmonal, dan penyakit paru-paru.
Namun hal ini tidak mempengaruhi keinginannya untuk bertahan hidup. McGill memuji umur panjangnya karena pendekatan proaktifnya terhadap nutrisi.
Menurut Wawasan Gizi dan Metabolik, gizi yang baik dapat ditingkatkan dengan memperbanyak minum air putih, mengonsumsi asam folat, mengonsumsi makanan sehat, mengonsumsi makanan kaya zat besi, dan mengonsumsi suplemen. Membantu mengatasi anemia sel darah merah dan menjaga kesehatan.
“Saya ingin menunjukkan kepada orang lain bahwa menjalani hidup yang utuh dan sukses adalah mungkin bahkan dengan anemia sel sabit,” jelasnya.