MAYORITAS.COM – Amerika Serikat akan mengirim kapal selam berpeluru kendali ke Timur Tengah di tengah laporan serangan balasan Iran terhadap Israel.
Dalam keterangan resminya, Pentagon mengumumkan rencana pengerahan ini saat Menteri Pertahanan Lloyd Austin berbicara dengan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant pada Minggu (11 Agustus). Amerika Serikat, lanjut pernyataan itu, ingin menunjukkan komitmennya untuk melindungi sekutu dekatnya.
“Menteri Luar Negeri memerintahkan kapal selam berpeluru kendali USS Georgia (SSGN 729) ke Area Komando Pusat [Mediterania],” kata Pentagon. Austin juga memerintahkan kelompok penyerang kapal induk USS Abraham Lincoln, termasuk pesawat tempur F-35C, untuk segera berangkat ke Timur Tengah.
Permintaan Austin muncul ketika Timur Tengah berada di ambang perang setelah Iran bersumpah untuk menyerang Israel menyusul kematian pemimpin Hamas Ismail Haniyeh.
Haniyeh terbunuh di Teheran pada 31 Juli. Iran dan proksinya menuduh Israel berada di balik pembunuhan tersebut.
Dua pejabat yang enggan disebutkan namanya mengatakan komunitas intelijen Israel telah memberikan penilaian baru terhadap rencana serangan Iran. “Penilaian terbaru dari komunitas intelijen Israel adalah bahwa Iran siap menyerang Israel secara langsung,” kata Axios mengutip dua pejabat.
Para pejabat juga mengatakan serangan Iran mungkin terjadi dalam beberapa hari mendatang.
Intelijen Israel, menurut sumber tersebut, juga memperkirakan serangan Iran bisa saja terjadi sebelum perundingan gencatan senjata pada 15 Agustus.
Namun menurut sumber, Gallant memberi tahu Austin tentang persiapan Iran.
Ia memperkirakan serangan ini bisa lebih besar dibandingkan April lalu. Iran akan melakukan latihan militer mulai 9-13 Agustus di Barat. Pekan lalu, Iran juga mengirimkan sekitar 2.600 unit rudal ke angkatan bersenjata.
Dalam kesempatan lain, Gallant juga menyampaikan bahwa Israel harus bersiap.
“Saya berharap mereka berpikir ulang dan tidak memprovokasi pecahnya perang di medan perang lain. Kita tidak menginginkan itu, tapi kita harus bersiap,” ujarnya saat berkunjung ke satuan pasukan Israel, Minggu 11 Agustus kota Axios.
Rencana serangan balas dendam Iran dikembangkan ketika Israel masih melakukan agresi terhadap Gaza. Akibat operasi ini, lebih dari 39.500 orang tewas di Palestina.Iran juga menjadi salah satu negara yang mengutuk agresi Israel dan pendudukan Palestina.