MAYORITAS.COM – Pesawat tempur Israel pada Kamis (8/8) menyerang sejumlah lokasi di Lebanon selatan, yang diyakini Zionis sebagai lokasi peluncuran rudal pada serangan 27 Juli di ketinggian Golan.
Diberitakan Al Jazeera, pesawat tempur Israel menyerang kawasan Sejoud, setelah sebelumnya menyerang desa Halta dan Kfar Kila pada Rabu (8/7).
Wilayah Kunin dan Leyda juga termasuk wilayah yang diserang pesawat tempur dan artileri Israel.
Dua orang tewas di Joya, Lebanon selatan, setelah pesawat tak berawak Israel menyerang sebuah sepeda motor, menurut Kementerian Kesehatan Masyarakat Lebanon. Enam orang terluka dalam serangan itu. Pada Selasa (6/8),
pesawat tempur Israel juga terbang di atas ibu kota Beirut sehingga menimbulkan serangkaian ledakan sonik dan membuat warga berhamburan.
Sirene dibunyikan dengan keras sesaat sebelum pidato pemimpin milisi Hizbullah, Hassan Nasrallah. Itu adalah sirene paling keras yang terdengar di Beirut selama bertahun-tahun, lapor Reuters.
Menurut Al Jazeera, kehadiran pesawat tempur tingkat rendah di Beirut menyusul serangan pesawat tak berawak Hizbullah di Israel utara.
Konflik antara Israel dan Hizbullah di Lebanon semakin intens. Negara-negara di dunia telah meminta warganya masing-masing untuk meninggalkan Lebanon sesegera mungkin.
Pekan lalu, Israel menyerang Beirut, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai puluhan lainnya. Di antara mereka yang tewas adalah panglima milisi Hizbullah, Fuad Shukr.
Pada tanggal 27 Juli, Israel menuduh Shukr mengarahkan serangan di Dataran Tinggi Golan. Serangan di wilayah yang diduduki Israel itu menewaskan 12 orang, termasuk anak-anak.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berjanji akan merespons “dengan keras” terhadap Hizbullah setelah serangan Golan. Hizbullah membantah menyerang wilayah Suriah.
Menanggapi kematian Choukr, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah bersumpah akan membalas dendam terhadap negara Zionis. Dia mengatakan bahwa Israel telah melewati “garis merah” dan melancarkan perang di semua lini.