MAYORITAS.COM – Presiden Amerika Serikat Joe Biden disebut-sebut diam-diam menyetujui rencana perang nuklir, untuk mempersiapkan kemungkinan konflik dengan China.
The New York Times melaporkan bahwa Biden pada bulan Maret menyetujui rencana strategis nuklir rahasia, yang untuk pertama kalinya memfokuskan kembali strategi pencegahan Amerika pada persenjataan nuklir Tiongkok yang berkembang pesat.
Hal ini merupakan bagian dari penilaian Pentagon bahwa kekuatan nuklir Tiongkok akan segera menyaingi kekuatan nuklir Amerika Serikat dan Rusia.
The New York Times mengklaim Gedung Putih tidak pernah mengumumkan strategi nuklir ini. Dokumen tersebut, yang disebut “Panduan untuk Penggunaan Nuklir”, hanya disalin sebagian ke sejumlah pejabat keamanan nasional dan komandan Pentagon.
Dalam dokumen yang sangat rahasia itu, Amerika Serikat juga tampak bersiap menghadapi kemungkinan perang nuklir dengan Rusia dan Korea Utara.
Keberadaan dokumen ini baru diungkap baru-baru ini oleh dua pejabat senior pemerintahan Amerika Serikat. Mereka berbicara dengan hati-hati mengenai rencana perang nuklir Washington dengan Tiongkok, Rusia dan Korea Utara.
“Presiden [Biden] baru-baru ini mengeluarkan panduan terbaru mengenai penggunaan senjata nuklir untuk memperhitungkan tindakan beberapa musuh bersenjata nuklir,” kata Vipin Narang, ahli strategi nuklir MIT yang bertugas di Pentagon.
Awal bulan ini, ia mengungkapkan bahwa panduan nuklir tersebut berfokus “khususnya” pada peningkatan signifikan ukuran dan keragaman persenjataan nuklir Tiongkok.
Direktur senior Dewan Keamanan Nasional untuk pengendalian senjata dan non-proliferasi, Pranay Vaddi, juga merujuk pada dokumen rahasia tersebut pada Juni lalu.
Vaddi menekankan bahwa Amerika Serikat ingin memfokuskan kembali perluasan persenjataan nuklirnya untuk “secara bersamaan menghalangi Rusia, Tiongkok, dan Korea Utara.”
Gedung Putih buka suara terkait laporan strategi nuklir Amerika.
Pada Selasa, 20 Agustus, Gedung Putih menyatakan bahwa rencana tersebut bukanlah respons terhadap ancaman atau negara mana pun.
“Pemerintahan ini, seperti empat pemerintahan sebelumnya, mengeluarkan dokumen berjudul Tinjauan Postur Nuklir dan Pedoman Perencanaan Penggunaan Senjata Nuklir. Teks spesifik dari panduan ini tidak bersifat rahasia.
“Pedoman yang dikeluarkan awal tahun ini bukanlah tanggapan terhadap entitas, negara, atau ancaman tertentu,” kata juru bicara Gedung Putih Sean Savett seperti dikutip Reuters.
Hal senada juga diungkapkan oleh Arms Control Association yang berbasis di Amerika Serikat. Badan tersebut mengatakan bahwa strategi dan pendirian Washington terhadap senjata nuklir tetap sama seperti yang diuraikan dalam Tinjauan Postur Nuklir 2022 dan tidak ada reorientasi dari Rusia dan fokus pada Tiongkok.