MAYORITAS.COM – Perwakilan Palestina di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Riyad Mansour mengatakan pengakuan dari negara lain bisa memudahkan untuk menjadi anggota penuh organisasi tersebut.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam konferensi pers yang digelar Mansour dan Kantor Komisi PBB untuk Palestina, Kamis (4 April) di Gedung Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat.
“Sampai saat ini, 149 negara telah mengakui negara Palestina,” kata Mansour.
Jumlah ini bertambah setelah banyak negara Eropa mulai mengakui kemerdekaan Palestina. Spanyol, Irlandia, Norwegia, dan Slovenia. Belakangan, Armenia mengikuti contoh negara keempat.
Pak Mansour berharap pengakuan banyak negara akan membuat anggota Dewan Keamanan menyetujui keanggotaan penuh Palestina.
“Dan banyak sekali orang yang meyakinkan mereka yang mewakili minoritas sipil di Dewan Keamanan bahwa rakyat Palestina mempunyai hak untuk menganggap negara mereka layak menjadi anggota”.
Anggota Teta[ Dewan Keamanan PBB termasuk Amerika Serikat, Rusia, Perancis, Tiongkok, dan Inggris. Dari jumlah tersebut, hanya Rusia dan Tiongkok yang mengakui kemerdekaan Palestina.
Mansour juga mengatakan bahwa pengakuan yang lebih besar terhadap Palestina oleh negara-negara lain kemungkinan akan mempersulit anggota Dewan Keamanan PBB untuk melakukan veto.
Amerika Serikat sering memveto upaya Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB.
Pada bulan April, Palestina mengajukan permohonan keanggotaan tetap di PBB. Namun Dewan Keamanan menolak hal ini karena adanya perbedaan pendapat.
Palestina saat ini berstatus pengamat atau pengamat non-anggota di PBB. Negara-negara dengan status ini tidak mempunyai hak suara.
Kemudian, pada bulan Mei, atas inisiatif banyak negara, PBB BB mengadakan rapat umum dan menyusun resolusi tentang aksesi Palestina.
Resolusi ini memungkinkan Palestina untuk berpartisipasi sebagai negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa, mengusulkan dan mendukung resolusi, dan terpilih sebagai Presiden Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa.
Permohonan Palestina untuk menjadi anggota penuh PBB dilakukan di tengah serangan Israel ke Gaza.
Selama invasi, pasukan Israel dengan kejam menyerang objek dan warga sipil. Lebih dari 37.800 orang tewas dan ratusan ribu rumah hancur di Palestina.
Walaupun sekarang masih belum menjadi anggota PBB. Semoga Saja Palestina Dapat Merdeka Dari Kekejaman Israel Dan Amerika serikat